Welcome to www.kaosbordirlogo.blogspot.com .
Diberdayakan oleh Blogger.

SitusJual Beli online

Tampilkan postingan dengan label Thailand Tour. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Thailand Tour. Tampilkan semua postingan

Wisata 3 ke thailand

Rute hari ini : Monkey Cave, Pha Nga Bay, Perkampungan Muslim terapung Koh Panyee, James Bond Island, lalu ber sea-kano.
Hari ini kami mengikuti tour ke James Bond island yang dipesan sehari sebelumnya. Kami menunggu di lobby hotel dan dijemput oleh rombongan tour tersebut dengan menggunakan van. Di dalamnya sudah terdapat beberapa turis lain dari Rusia, Singapura, Kuwait. Dipandu oleh Kim, seorang pemandu dari Thailand yang cukup fasih bahasa Inggrisnya. Walaupun terkesan sedikit kemayu, Kim sangat supel dan bersemangat dalam menjelaskan tempat wisata sepanjang perjalanan.
Perjalanan menuju Monkey Cave (Suwankuha Temple) lumayan panjang sekitar 1,5 jam. Mobil travel terbilang nyaman dengan AC yang dingin. Dalam perjalanan pemandu sudah menginformasikan untuk tidak memberikan makan ke monyet yang ada disana, karena berbahaya. Begitu sampai di depan pintu masuk sudah disambut oleh kumpulan monyet2 dari mulai yang kecil sampai yang agak besar, bahkan ada yg menggendong anaknya. Di dalam gua terdapat patung Budha (sleeping/reclining Budha). Di dalam gua juga terdapat kelelawar yang bersarang sehingga bau nya agak menyengat. Di luar ada toilet yang baru mulai di renovasi dan disediakan kotak amal untuk kebersihan (spt di Indonesia ya…). Kami tidak diberikan waktu cukup lama, setelah foto2 maka rombongan pun kembali masuk mobil untuk melanjutkan ke tujuan berikutnya.
   

Kami melanjutkan perjalanan dan berhenti di sebuah tempat untuk bersiap-siap menaiki perahu long tail. Peserta tour diminta memilih jaket pelampung sesuai ukuran dan sambil menuju perahu akan diabadikan oleh fotographer jadi berikan pose terbaik Anda. Long tail boat ini dapat memuat sekitar 20 orang. Perjalanan di air pun dimulai… Jika Anda membawa anak kecil sebaiknya mengambil tempat duduk di depan agar suara mesin tidak terlalu berisik. Pemandangan sepanjang perjalanan cukup menghibur dengan beberapa pulau kecil yang menjulang tinggi, ombak pun tidak terasa karena adanya perlindungan dari hutan bakau (mangrove) sehingga perjalanan cukup nyaman.

Sekitar 30 menit perjalanan, rombongan tiba di Koh Panyee, yaitu perkampungan Muslim terapung. Disana ada sekitar 300 keluarga yang dulunya hidup berpindah-pindah namun sekarang sudah menetap disini. Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan, berdagang maupun menjadi operator perahu. Di tempat ini kita menikmati makan siang. Pas saat perut sudah keroncongan… Menu nya dijamin memuaskan, entah karena lapar atau memang rasanya ya Tapi saat itu di meja kami pun hidangan tidak habis karena porsi nya yang tersedia cukup banyak. Setelah makan siang, rombongan diberi waktu untuk berkeliling di pemukiman ini untuk berbelanja oleh2 atau camilan-camilan.
    

Berangkat dari perkampungan Muslim ini, kami pun melanjutkan ke James Bond island… akhirnya… Setelah melewati beberapa pulau, akhirnya perahu kami berhenti di sebuah pulau yang ramai. Banyak perahu sedang berlabuh disana dan di pulau tersebut juga banyak terdapat kios2 yang menjual cinderamata. Kenapa sih koq disebut James Bond island … ? Pulau kecil ini pernah digunakan sebagai lokasi syuting film James Bond 007 yang berjudul “The Man with Golden Gun” yang dibintangi oleh Roger Moore pada tahun 1974. Untuk detail film nya dapat dilihat disini. Akibat film tersebut sampai sekarang pulau ini menjadi tempat wisata, hebat ya dampaknya. Pulau yang aslinya bernama Ko Tapu (artinya : pulau paku) ini sesuai namanya berbentuk tegak lurus seperti paku berdiri di tengah laut. Di sisi lain pulau ini kita dapat melihat pantai dengan gua kecil yang memberikan informasi seputar kepulauan ini.

Karena waktu terbatas, maka kita lanjut lagi ke perahu untuk menuju ke sebuah dermaga terapung yaitu sebuah kapal.. Disana kita dapat menitipkan tas bawaan kita, sisanya (barang berharga) yang akan kita bawa, dimasukkan ke dalam kantong plastik yang disediakan. Barang kita tersebut akan dijaga oleh tour guide kita yang tinggal di kapal ini. Kemudian kita akan menaiki kano yang masing-masing berkapasitas 2 orang + 1 pengemudi. Dan petualangan dimulai…
Setelah memasuki beberapa goa, kami kembali ke kapal besar tempat kano berlabuh. Disana bisa foto2 sebentar, sambil menikmati coca-cola dingin. Bbrrr… segar… Sayang tidak ditambah kue Setelah itu kami pun kembali menaiki long tail boat dan siap kembali ke daratan. Setelah mengembalikan baju pelampung, foto kita sudah dipajang dan siap ditebus seharga Baht 100 lengkap dengan frame nya. Setelah itu dengan van kita diantar ke hotel masing-masing. Perjalanan yang menyenangkan, bahkan menurut salah satu rombongan kami yang berasal dari Kuwait, tour ke James Bond island ini lebih menyenangkan daripada ke Phi-phi island (James bond island no 1 & Phi-phi island no 2), padahal saat berangkat dia berkata ke saya kalau Phi-phi adalah tempat yang indah dan wajib dikunjungi.
   

Sambil pulang, saya berpikir.. “Seharusnya Indonesia pun bisa membuat pariwisatanya semenarik ini, bahkan mungkin lebih menarik”. Kita memang perlu belajar dari Thailand untuk pariwisatanya yang sudah terorganisir dengan rapi.
Malam harinya kami keluar mencari aneka jajanan di sepanjang jalan. Mirip dengan di Pecenongan Jakarta Pusat. Aneka restoran sea food, chinese food, dengan menggunakan tenda berjajar dan pelayanan sibuk menawarkan. Hebatnya mereka menawarkan dalam berbagai bahasa, Inggris, Mandarin, Melayu, Jepang, wah hebat euy. Makanan berkisar 50 – 120 baht. Saat makan sempat melihat anak kecil yang hendak mengalungkan karangan bunga, namun sempat kami tolak dengan halus. Di meja sebelah ada sekeluarga tamu bule yang tidak mengerti dan merasa senang karena sekeluarganya dikalungi karangan bunga. Sesaat kemudian anak itu menghitung jumlah karangan bunga dan meminta bayaran, kalau tidak salah 50 baht sebuahnya (kurang lebih Rp 15.000). Wah menjebak juga nih.
Pulang ke hotel, kami mencari penyewaan sepeda motor di sekitar hotel, agar mudah kalau mau jalan-jalan seputar pantai Patong ini. Rata-rata mereka meminta paspor sebagai jaminan peminjaman. Saran kami adalah “Hindari menitipkan paspor ke siapapun dengan alasan apapun”. Anda akan kesulitan kalau sampai paspor Anda hilang. Setelah mencari beberapa tempat, akhirnya kami menemukan tempat penyewaan yang mau menerima SIM sebagai jaminan nya. Harga sewa motor adalah : 150 baht / hari (Rp 45.000), bensin eceran rata-rata 30 baht / liter (Rp 9,000).
    


Read More »
19.31 | 0 komentar

Wisata-2 Wat Chalong, Cashew Nut Factory, Khao Rang Hill, Ibis Patong, Big Budha

Bangun tidur, turun ke bawah untuk berenang di hotel bersama anak-anak. Kolam renang di hotel ini tidak terlalu besar ada 2 kolam, kolam dewasa dan anak-anak. Setelah puas berenang, mandi dan bilas, acara dilanjutkan dengan sarapan. Walaupun hotelnya kecil tapi ragam makanan yang tersedia cukup lumayan. American breakfast, makan sepuasnya. Setelah kenyang sarapan, kami pun jalan kaki ke pantai Patong untuk menjelajahi seputar hotel. Terdapat deretan toko-toko yang menjual berbagai cindera mata, pakaian, pijat, tailor. Nah yang terakhir ini sempat membuat kami bingung, di pantai siapa yang mau membuat jas atau gaun malam ? Aneh… Tapi ternyata pertanyaan ini terjawab setelah melihat ramainya turis asing terutama bule yang membuat gaun untuk dibawa kembali ke negaranya setelah pergi liburan, karena harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan di negara mereka. Masuk akal juga…

Sambil berkeliling, kami mencari beberapa operator tour dan membanding-bandingkan harganya. Pilihan kami adalah Phi-phi island atau James Bond island, dan pastikan memilih yang menggunakan perahu kecil (boat) karena bisa sampai ke pantainya. Sebenarnya Phi-phi adalah pilihan utama kami, namun disebabkan hampir setiap hari hujan, dan informasi dari operator tour kalau saat hujan dan ombak besar maka tidak bisa merapat ke pantai. Snorkeling juga bukan pilihan yang tepat untuk anak-anak. Akhirnya kami memutuskan untuk memilih tour ke James Bond island dengan harga Baht 3.300 (sekitar Rp 990.000) untuk 2 dewasa dan 2 anak.

Kembali ke hotel, ditawarkan sewa mobil berikut sopir untuk berwisata keliling. Hhmm kami pikir boleh juga, karena kami belum paham daerah sini dan hujan turun terus menerus jadi sulit kalau naik kendaraan umum. Setelah menawar harga disepakati baht 700 (sekitar Rp 210.000) untuk perjalanan sekitar 4 jam termasuk sopir dan bensin, asalkan kami mau mampir ke pabrik kacang mete (karena sopir akan mendapat tips dari pabrik tsb). 

   

WAT CHALONG
Rute pertama kami minta diantar ke Wat Chalong. Ini adalah kuil terbesar di Phuket yang dibangun untuk mengenang jasa dari bikhu Luang Pho Chaem dan Luang Pho Chuang yang menolong orang yang terluka dengan ramuan obat-obatan herbal. Banyak umat Budha maupun turis yang datang untuk memanjatkan doa dan juga sekaligus mengambil sumpit yang akan diartikan sebagai ramalan masa depan. Juga beberapa orang menempelkan kertas emas ke patung Budha untuk memohon berkat. Terdapat beberapa bangunan, silahkan menjelajahi satu persatu. Bangunan di design dengan indah, beraneka patung Budha dalam berbagai bentuk dan posisi dapat ditemukan disini. Pengunjung diminta melepaskan sepatu saat memasuki bangunan dan juga berpakaian sopan. Diminta untuk berpose dengan sopan saat mengambil foto di dekat patung Budha. Sering diadakan acara keagamaan, bahkan sopir kami pun mampir untuk berdoa disana. Masuk ke tempat ini tidak dikenakan biaya sama sekali, bahkan parkir pun gratis,



Sebenarnya kami mau ke Big Budha, tapi karena hujan turun, sopir menyarankan tidak kesana karena jalanan licin dan berkelok-kelok. Namun saat Anda ke Phuket, sebaiknya masukkan Big Budha dalam salah satu rute Anda karena ini merupakan salah satu tempat wajib dikunjungi. 

Sesuai janji kami kepada sopir, maka kami bersedia mampir ke pabrik kacang mete yang bernama Sri Bhurapa Orchid Phuket. Begitu masuk langsung kami diberikan stiker bernomor yang ditempelkan dibaju. Aha ini pasti untuk memudahkan menghitung komisi pengantar yang dihitung berdasarkan total harga barang yang dibeli (seperti di Jogja dan Bali). Kami membeli beberapa makanan ringan disana, harganya sedang saja tidak terlalu mahal juga tidak murah (walaupun katanya ini adalah pabriknya). Fasilitasnya ada toilet yang bersih, minuman teh dingin gratis, tester makanan, lalu bisa melihat proses mengeluarkan kacang mete, dan melihat mesin produksinya. Hanya saja kita merasa risih karena diikuti terus oleh SPGnya yang terus menawarkan untuk membeli berbagai makanan yang ada.

Dari sini kami mampir mencari makanan, disini sopir kami langsung menawarkan restoran sea food, saat menuju lokasi yang cukup masuk ke pelosok2, kami langsung teringat kejadian saat liburan di Bali, dimana sopir mengantarkan ke restoran di kawasan Jimbaran yang harganya mahal sekali, dan esok harinya baru diberitahu oleh teman bahwa itu memang restoran yang harganya selangit yang berani memberi komisi besar kepada sopir yang mengantar. Langsung kami bilang bahwa kami tidak mau makan sea food dan langsung saja melanjutkan perjalanan, dan makan saat melewati restoran saja. Akhirnya kami makan di restoran biasa, makan nasi ayam (chicken rice) dengan harga baht 40 (Rp 12.000) / porsi.

KHAO RANG HILL
Khao Rang Hill adalah kawasan perbukitan yang menjadi salah satu view point di Phuket. Karena dari tempat ini kita dapat melihat pemandangan kota Phuket dari ketinggian. Lokasinya pun cukup mudah dicapai dari Old Phuket Town. Di sana juga terdapat cafe bernama Tunk – Ka, untuk mereka yang ingin menikmati hidangan atau kongkow-kongkow dengan pemandangan yang indah.

  


Pulang dari sana kami check in ke Ibis Patong, nah disini terjadi kendala karena kami memesan kamar standard, dan mereka tidak mengijinkan ada tambahan 2 anak, walaupun kami jelaskan kami muat dengan 1 kamar. Pihak hotel meminta kami untuk upgrade ke family room. Setelah nego harga upgrade (thanks to Manager hotel yang membantu memberikan harga upgrade yang kompetitif), kami pun mendapatkan family room yang nyaman. Wifi di kamar dikenakan biaya, tapi di lobby tersedia gratis. Lumayan…Sebagaimana standardnya hotel Ibis, ruangan kamar tidak besar, tapi minimalis, compact dan bersih. Kamar tersebut memiliki 1 ranjang ukuran queen dan 1 ranjang susun, sehingga kami berempat dapat tidur dengan nyaman dan lega. Lalu juga ada 2 LCD TV yang satu untuk menonton acara televisi, yang satunya lagi untuk console game.


    






Read More »
19.47 | 0 komentar

wisata ke Phuket, Thailand

Kami coba memberikan kisah perjalanan untuk masukkan bagi rekan2 yang lain. 

Hari pertama :
Check in di bandara Soekarno Hatta, kami menggunakan check in melalui kiosk AirAsia (mesin seperti ATM). Cukup memasukkan kode booking, memilih nama penumpang, dan mesin akan mencetak boarding pass. Pengecekkan paspor dan tiket serta pembayaran airport tax dilakukan melalui petugas yang berada di dekat mesin tersebut. Jika Anda membawa bagasi, maka Anda perlu mengantri di salah satu counter yang khusus untuk drop bagasi. Dengan adanya kiosk ini, maka Anda dapat check in lebih awal, walaupun counternya belum dibuka. Setelah itu antre ke loket bebas fiskal, detailnya dapat dibaca disini. Untuk tips berpergian ke luar negeri bisa dilihat disini

Penerbangan ke Phuket selama kurang lebih 3 jam. Jika Anda menggunakan maskapai AirAsia pertimbangkan untuk memesan makanan saat proses booking untuk mendapatkan harga diskon 20% dan kepastian ketersediaan menu yg diinginkan. Tiba di bandara Phuket International, bandara ini tidak terlalu besar tapi rapih dan teratur. Setelah imigrasi, terdapat counter yang memberikan SIM card handphone gratis.. tis.. dari AOT, sudah ada pulsanya lho (kalau tidak salah ada 10 baht). Dan ada paket untuk Blackberry nya juga lho, tapi kalau Anda hanya sebentar di Phuket sepertinya akan sayang, karena minimum isi ulangnya 300 baht (Rp 90.000). Jadi sempatkan mengambil SIM card tersebut, lumayan buat telpon lokal disana. 

Setelah itu jangan lupa mengambil aneka brosur dan peta, salah satu peta favorit saya adalah peta dari pabrik perhiasan (gems factory), dengan informasi yang lengkap dan gambar peta yang jelas dan mudah dipelajari.

Keluar dari bandara ini, Anda akan melihat deretan sopir taksi gelap (non argo), sewa mobil, minivan yang menawarkan jasanya. Ada beberapa pilihan untuk menuju hotel Anda, yaitu : minivan dengan harga baht 100-200 / orang tergantung lokasi hotel Anda, sewa taksi gelap dengan harga rata2 baht 500, bus ke Phuket town seharga baht 10-20, airport bus antara baht 15-85, atau naik taksi argo (istilahnya taxi meter) yang harganya tergantung argo ditambah baht 100 untuk airport charge. Saran kami, kalau Anda lebih dari 2 orang sebaiknya pertimbangkan taksi argo saja, karena akan lebih murah. Untuk mencapai stand taksi argo ini, dari keluar pintu airport ambil ke kanan, lurus saja sampai melihat stand warna kuning, Waktu itu kami ke Patong harganya baht 400 sudah termasuk airport charge. Sopir taksi di Phuket rata2 bisa berbahasa Inggris, dibandingkan di Bangkok yang kebanyakan tidak dapat berbahasa Inggris. Kami langsung menuju hotel di Patong yang bernama Patong Beach Lodge.
  

Hotel Patong Beach Lodge
 ini ternyata tidak berada di pinggir jalan raya, sehingga harus masuk ke jalan kecil (bisa dikatakan gang) tapi taksi masih bisa masuk. Sekilas lihat dari luar kurang menarik, tapi harganya sangat menarik yaitu USD 21.6 / malam, murah ya. Sudah termasuk sarapan pagi lagi.. Tapi saat check in, karena melihat kami membawa 2 orang anak dikenakan charge tambahan sebesar baht 250/ malam, dengan alasan anak-anak akan mendapat sarapan pagi juga. It’s OK lah. Walaupun kecil dan sederhana, tapi hotel ini cukup bersih dan nyaman, ada liftnya juga walaupun kecil. Kolam renang juga ada dengan ukuran tidak terlalu besar. Tapi yang perlu diacungi jempol adalah lokasi nya yang sangat strategis, berada dekat di pusat Patong. Mau ke pantai tinggal jalan kaki sekitar 10 menit, mau ke mal Jungceylon juga dekat, mau ke Bangla road juga sangat dekat.

Setelah check in dan istirahat sebentar, kami pergi ke Jungceylon dengan berjalan kaki sambil melihat-lihat suasana. Patong mirip dengan Pattaya, banyak club, cafe dan panti pijat sepanjang jalan. Di mal ini terdapat Carrefour untuk Anda yang perlu membeli barang keperluan ataupun stok makanan/minuman, atau durian… :) Di tengah mal terdapat sebuah kapal besar yang menjadi lambang mal ini, dan di malam hari kita dapat melihat pertunjukkan air mancur dan lampu disini.

   

Di Mal Jungceylon, lantai basement sebenarnya turis bisa mendapatkan tourist gift (katanya sih dompet kecil), tapi sudah 2 kali kami kesini selalu dibilang ‘Maaf, barangnya sudah habis, silahkan kembali esok hari’. Dan di basement kita juga bisa membeli berbagai souvenir untuk oleh-oleh. Kalau perut lapar, jangan khawatir disini ada KFC, McD, dan juga foodcourt. Harga makanan di foodcourt antara baht 50-100 per porsi, ada yang halal dan non-halal.

Sebenarnya malam hari saya (tanpa anak-anak) bermaksud ke Bangla Road yang menjadi pusat dugem alias dunia malam di Patong, tapi sayangya hujan turun, sehingga perjalanan ke Bangla Road ditunda, dan dilanjutkan dengan istirahat… ZZZzzzz…

  

Read More »
11.50 | 0 komentar