Welcome to www.kaosbordirlogo.blogspot.com .
Diberdayakan oleh Blogger.

SitusJual Beli online

Tampilkan postingan dengan label Hot News. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hot News. Tampilkan semua postingan

MenPAN Ancam Pemda yang Lakukan Pembangkangan Penerimaan CPNS

JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Birokrasi Reformasi (MenPAN-RB), Yuddy Chisnandi mengatakan pihaknya akan memberikan sanksi bagi daerah yang melakukan pembangkangan terhadap hasil penerimaan CPNS. Ia menegaskan pemerintah daerah tidak bisa menolak peserta CPNS yang sudah dinyatakan lulus seleksi.

"Daerah tidak bisa membangkang, awalnya menyiapkan formasi yang siap diisi namun peserta yang lulus seleksi tidak diterima," ujarnya, Ahad (1/3).

Yuddy melanjutkan, daerah yang diketahui bertindak demikian akan mendapat sanksi karena telah merugikan kepentingan orang lain. Menurutnya, sanksi yang dapat memberi efek jera adalah sanksi yang berkaitan dengan pasokan keuangan ke daerah.

"Instrumen keuangan merupakan instrumen yang cukup efektif bagi kepala daerah untuk dapat meningkatkan disiplinnya," jelasnya.

Ia menjelaskan, pembangkangan bisa saja terjadi jika ada kasus anak pejabat yang tidak lulus seleksi CPNS dan mencoba mencari celah untuk lulus dan ditempatkan di formasi tertentu. Menurutnya kewenangan daerah hanyalah menetapan formasi.

Pengurusan nomor identitas kepegawaian (NIP), tambah Yuddy, tetap dilakukan di pusat. Jika pusat sudah mengeluarkan NIP berarti peserta CPNS sudah sah sebagai aparatur sipil negara.

Read More »
10.27 | 0 komentar

SMPN 41 DKI Soal UPS Rp 6 M: Kami Tak Pernah Usul, Kayak Gimana Alatnya?

Jakarta - SMPN 41 DKI Jakarta dalam APBD 2015 dicatut sebagai pihak yang akan menerima Uninterruptible Power Supply (UPS) senilai Rp 6 miliar. SMPN 41 mengatakan tak pernah mengusulkan UPS itu, bahkan bentuknya saja tidak pernah mengetahui.

Dana Siluman DPRD 

"Nggak, kita tidak pernah mengusulkan apalagi sampai Rp 6 miliar seperti itu. Pak Kepala Sekolah juga kemarin bertanya pada saya, 'Gimana nih, sekolah kita diberitain, katanya ngajuin alat sampai Rp 6 miliar'. Jadi Pak kepala sekolah juga tidak tahu menahu," jelas Wakasek Unang Nurahman saat dikonfirmasi detikcom di kantornya, Jl RM Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (27/2/2015).
Menurutnya, atasannya dan dirinya mengetahui sekolahnya jadi pemberitaan di media massa berkaitan dengan pengadaan UPS itu. Namun, dirinya benar-benar tidak tahu, bahkan penampakan alatnya belum pernah melihat.

"Iya, saya juga baca di beberapa media, cuma kita tidak tahu, emang siapa sih? Ada nggak namanya.. (Penanggung jawab di SMP 41)? Emang UPS itu kaya gimana sih alatnya?" tanyanya balik pada detikcom.

Dia juga mengetahui fungsi alat UPS itu saat membacanya di media massa. "Ya kalau saya baca-baca dan dapat cerita sejenis energi atau daya gitu... bener nggak?" lagi-lagi dia bertanya balik.

Pengadaan UPS ini menjadi berita setelah Gubernur Ahok bersitegang dengan DPRD tentang APBD 2015. Ahok mencium ada oknum DPRD yang mengubah APBD tidak lewat e-budgeting dan memasukkan sejumlah proyek fiktif senilai Rp 12,1 triliun. Untuk pendidikan saja, jumlah proyek fiktif Rp 105 miliar, termasuk pengadaan UPS dan professional development for teacher melalui pelatihan guru ke luar negeri Rp 25,5 miliar.

UPS adalah alat untuk mencegah komputer mati saat listrik turun. Di Jakarta, harga UPS bermacam-macam. Bila hanya untuk menjaga komputer dari listrik turun, harga UPS tak lebih dari Rp 10 juta. Harga-harga itu berdasarkan dari situs-situs penjual barang komputer di kawasan Mangga Dua dan online shop barang elektronik.

Dana Siluman DPRD
Kadisdik Tegaskan Tak Ada Pengadaan UPS untuk 2015, Beda dengan Versi DPRD


Jakarta - Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) DKI Arie Budiman berbicara tentang pengadaan Uninterrupted Power Supply (UPS) dan peralatan pendidikan senilai Rp 105 miliar yang tercantum di APBD 2015 versi DPRD. Dia menegaskan, pihaknya tidak mengusulkan pengadaan UPS dan peranti pendidikan semacam itu.

"Untuk APBD 2015 tidak ada, justru clean. Di APBD 2015 tidak ada pengadaan UPS ataupun titipan lain," ujar Arie dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (27/2/2015).

Namun itu adalah APBD versi Pemprov DKI Jakarta. APBD 'buatan' DPRD beda lagi. Menurut Arie, APBD 2015 versi DPRD mencantumkan pengadaan UPS dll sehingga ada perbedaan dengan APBD yang di tangan Ahok. Ahok mencatat ada dana siluman Rp 12,1 triliun diAPBD versi DPRD.

"Makanya itu yang kemudian jadi perbedaan," imbuhnya.

Arie menambahkan, pihak satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tidak tahu menahu atas APBD versi DPRD. Karena hal tersebut bukan menjadi 'porsi' SKPD.

"SKPD nggak tahu sampai proses (versi DPRD). Bukan menjadi porsi kami. Kita nggak tahu angka Rp 12,1 triuliun itu dari mana. Saya sampaikan untuk 2015 nggak ada (UPS dll)," ucapnya.

Arie kemudian langsung berbicara pada Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dan DPRD atas hal tersebut. "APBD itu kan mencakup seluruh dinas. Konfirmasi ke Bappeda," tuturnya.


Dia juga menegaskan, dia tidak tahu-menahu soal dana siluman pengadaan UPS seharga Rp 5 miliar/sekolah pada 2014 lalu. Karena saat itu dia masih menjabat Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI.

Ahok pada Kamis (26/2/2015), mengatakan, ada 'dana siluman' pengadaan UPS untuk 55 sekolah pada 2014. Setiap sekolah dianggarkan Rp 5,8 miliar untuk UPS.

"Sekarang kita lihat saja nih. (Sambil nunjukin berkas) Ini tahun 2014 hampir semua sekolah, kita ada bukti 55 sekolah itu dianggarkan Rp 6 miliar untuk UPS. Yang menang tender ini bisa begitu banyak. Saya kira ini kita lagi selidikin ini jangan-jangan pemasoknya sama. Satu sekolah pasang UPS sampai Rp 5,8 miliar," kata Ahok yang membongkar praktik dana siluman APBD 2014 itu.

Ahok menuding anggota DPRD membuat anggaran versi sendiri tanpa melalui e-budgeting. Banyak program unggulan yang dipotong dan dialihkan menjadi proyek-proyek fiktif. Anggaran abal-abal itu dibuat setelah rapat paripurna yang mengesahkan RAPBD 2015 digelar.

Untuk Dinas Pendidikan saja, proyek fiktif sebanyak Rp 105,876 miliar. Proyek palsu itu itu selain pengadaan UPS adalah proyek pengadaan alat peraga untuk PAUD (Rp 15 miliar), peralatan audio class SD (Rp 4,5 miliar), hingga professional development for teacher melalui pelatihan guru ke luar negeri (Rp 25,5 miliar).

DPRD DKI Jakarta saat ini berusaha menggulingkan Ahok dengan menggunakan hak angket dengan tuduhan melakukan tindak pidana dan etika. sumber detik

Read More »
15.48 | 0 komentar

Makin Panas, Ahok Mulai Buka Modus DPRD Mainkan APBD

JAKARTA - Perseteruan antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan DPRD DKI Jakarta terkait kisruh APBD DKI Jakarta kian memanas.
Pria yang akrab disapa Ahok ini mulai bernyanyi tentang permainan anggaran APBD yang dilakukan DPRD

"Saya buka saja, sebelum e-budgeting, anggota DPRD ini selalu menitipkan semua kepada SKPD, SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) harus mengetik untuk dimasukkan dalam APBD. Mereka bebas tanpa dosa tuh," ungkap Ahok di Balai Kota, Rabu (26/2/2015).

Dikatakan dengan memperalat SKPD, seolah-olah yang menyusun anggaran APBD adalah SKPD.
Saat ini SKPD sudah tidak bisa di setir DPRD karena konsekuensinya bisa dipecat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Akhirnya DPRD pun melakukannya sendiri. Hal tersebut lah yang terjadi dibalik kisruh APBD saat ini.

"Nah mereka nekat bikin sendiri. boleh tidak DPRD buat sendiri? sejak kapan ada undang-undang yang mengatur dia punya hak anggaran. Kalau hak penganwasan, dia betul. Tapi dia tidak berhak mengisi sendiri," ujarnya.
Ahok mengira munculnya dana siluman Rp 12,1 triliun diinisiasi segelintir anggota DPRD kemudian staf DPRD diminta untuk menyusunnya. Tetapi hingga kini Ahok belum tahu siapa yang memasukkan anggaran siluman tersebut.

"Saya tidak tahu siapa. Tapi tanda tangan semua kok, ketua komisi, wakil ketua komisi, sekretaris tanda tangan semua," katanya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengaku sudah menyisir asal usul munculnya anggaran siluman. Sehingga kini dirinya tinggal menunggu DPRD menggunakan hak angket.

"Saya tunggu angket dulu, kan belum angket nih, suruh agket dulu dong, biar saya juga angketin dia juga, kan seru kan, sama-sama angketin kan seru begitu loh, kita tinggal hitung-hitungan saja, apa saya masuk penjara, atau anggota DPRD masuk penjara," ucapnya.


Usut Dana APBD 'Siluman', Ahok Rela Pertaruhkan Jabatan Gubernur


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku tak peduli disebut tak beretika karena menuding DPRD DKI memasukkan anggaran siluman ke dalam APBD 2015 sebesar Rp 12,1 triliun untuk membeli peralatan yang kurang penting. Bahkan jika sampai mempertaruhkan jabatannya. 

"Berantem aja, gue juga demen... Saya, daripada 12,1 triliun habis buat beli barang-barang gila begitu, lebih baik saya pertaruhkan posisi saya sebagai gubernur," tegas dia di Balaikota Jakarta, Rabu (25/2/2015). 

Ahok mengaku dirinya lebih memilih mempermasalahkan anggaran susupan tersebut, daripada harus memasukkannya dalam APBD demi hubungan baik dengan DPRD DKI. 

"Saya harus pilih lebih baik jadi gubernur, baik-baik sama DPRD atau amankan APBD. Kalau saya memilih, lebih baik nggak jadi gubernur asal uang di APBD tidak disusupkan," tandas Ahok. 

Untuk itu, mantan Bupati Belitung Timur itu berencana melaporkan perihal anggaran siluman ini ke pihak berwenang untuk dikenakan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Sebab, anggaran Rp 12,1 triliun itu diusulkan untuk pembelian alat-alat yang menurut dia tidak mendesak. Bahkan penganggarannya tidak mendetil. Bahkan apabila memang dirinya tak mendapatkan gaji karena terhambatnya APBD ini, Ahok mengaku tak peduli. 

"Gubernur nggak digaji, nggak apa-apa. Kecil kok gajinya Rp 6-7 juta. Siapa yang mau lapor ke Bareskrim? Ngapain ke kejaksaan? Gue mau kenakan tindak pidana pencucian uang. Kita lihat saja siapa yang masuk penjara nanti," pungkas Ahok. 

Kisruh APBD DKI bermula ketika Ahok mengungkapkan adanya dugaan anggaran siluman sebesar Rp 12,1 triliun yang dimasukkan ke dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015 usai disahkan oleh DPRD DKI dalam rapat paripurna yang diselenggarakan pada tanggal 27 Januari 2015. 

Dalam pembahasan APBD di tingkat komisi sebelum rapat paripurna itu, Ahok menyebut salah satu wakil ketua komisi di DPRD memotong 10 hingga 15 persen anggaran yang telah disusun oleh Pemerintah Provinsi DKI, kemudian menggantinya dengan anggaran pembelian perangkat Uninterruptible Power Supply (UPS) untuk seluruh kantor kecamatan dan kelurahan di Jakarta Barat. 
© Pengamat menilai mundurnya Ahok dari Partai Gerindra akan menyulitkan komunikasi PDIP-Gerindra. (Lip... ahok 

Setelah dicek, ternyata tak satupun camat atau lurah di sana yang merasa pernah mengajukan penganggaran pembelian UPS yang nilainya bila dibagi rata dengan jumlah kecamatan dan kelurahan yang ada di Jakarta Barat, mencapai Rp 4,2 miliar per 1 unit UPS. 

Namun, dari pihak DPRD DKI melalui Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Banggar DPRD) DKI justru menyebut Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemprov DKI telah mencoba menyuap dalam penyusunan APBD DKI 2015 sebesar Rp 12 triliun. (Riz)

Ahok Tunjukkan Bukti Anggaran 'Siluman' dari DPRD DKI


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membeberkan bukti 'anggaran siluman' yang disebutnya telah dimasukkan oleh DPRD DKI ke dalam APBD DKI 2015. Langkah ini ia lakukan setelah dirinya terus disebut tak beretika karena menuding DPRD telah menyusupkan anggaran ke dalam APBD yang telah diketok dalam paripurna. Salah satu bukti yang digelontorkannya yakni pagu anggaran Dinas Pendidikan DKI.
"Saya kasih liat kalian contoh yang namanya susupan di Dinas Pendidikan itu ditolak kepala dinas. ‎Tapi di dalam versi tanda tangan mereka (DPRD) keluar angka-angka seperti ini. Pantas nggak beli barang-barang kayak itu sementara sekolah begitu jelek. Itu kan nggak pantas," ujar Ahok di Balaikota Jakarta, Rabu (25/2/2015).
Dia lalu menunjukkan lembaran pagu anggaran yang ditambahkan oleh DPRD DKI. Ada 19 anggaran tambahan di Dinas Pendidikan DKI, yakni: Profesional development for teacher melalu pelatihan guru ke luar negeri senilai Rp 25,5 miliar; Pengadaan alat peraga pendidikan anak usia dini bantuan untuk PAUD senilai Rp 15 miliar; Pengadaan peralatan Audio Class SD senilai Rp 4,5 miliar; Pengadaan peralatan Audio Class SMA/SMK senilai Rp 3 miliar; Pengadaan peralatan Audio Class SMP senilai Rp 3,5 miliar.
Kemudian, Pengadaan perangkat sains bidang teknologi rekayasa untuk SMK Negeri 1 Jakarta Pusat senilai Rp 3 miliar; Pengadaan perangkat sains bidang teknologi rekayasa untuk SMKN 26 Jaktim senilai Rp 3 miliar; Pengadaan perangkat sains bidang teknologi rekayasa untuk SMKN 29 Jaksel senilai Rp 3 miliar; Pengadaan perangkat sains bidang teknologi rekayasa untuk SMKN 34 Jakpus senilai Rp 3 miliar; Pengadaan perangkat sains bidang teknologi rekayasa untuk SMKN 39 Jakpus senilai Rp 3 miliar; Pengadaan perangkat sains bidang teknologi rekayasa untuk SMKN 5 Jaktim senilai Rp 3 miliar; Pengadaan perangkat sains bidang teknologi rekayasa untuk SMKN 52 Jaktim senilai Rp 3 miliar; serta Pengadaan alat percepatan peningkatan mutu pembelanjaran e-smart teacher education untuk SDN kecamatan Cempaka Putih senilai Rp 4,9 miliar.
Tak hanya itu, anggaran di Sudin Pendidikan II Jakarta Selatan juga mengalami penambahan. Yakni, Pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS) SMPN 37 Rp 6 miliar; Pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS) SMPN 41 Rp 6 miliar; Alat peraga elektronika mikrokontrol untuk SMA Rp 3 miliar; Professional Outdoor Audio System (IPM) Rp 4,5 miliar; Pengadaan Laboratorium Multifungsi untuk SMAN Kecamatan Ciracas Rp 4,44 miliar; dan Pengadaan Laboratorium Multifungsi untuk SMAN Kecamatan Kramat Jati Rp 4,44 miliar.
Sehingga total 'anggaran siluman' yang dituding Ahok telah disusupkan DPRD DKI ke dalam pagu anggaran Dinas Pendidikan mencapai Rp 105,876 miliar.
"Ini yang dari versi DPRD, makanya saya tolak, makanya nggak mau tanda tangan. Jadi yang model-model gini yang mau dimasukin. Ini yang saya bilang siluman. Liat nih semua. Dari mana coba ini?" tegas Ahok.
© Disediakan oleh Liputan 6
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat menunjukkan anggaran siluman yang ia sebut disusupi DPRD DKI (Liputan6.com/Andi Muttya Keteng)
Padahal seharusnya jika memang ingin menambahkan anggaran untuk pendidikan, seharusnya DPRD mengusulkan dana bagi pembangunan atau perbaikan gedung sekolah di Jakarta. Sebab, 46 persen bangunan sekolah di Jakarta berantakan. Sedangkan, DPRD justru mengusulkan anggaran untuk peralatan yang tak perlu menurut Ahok. Ia mengibaratkan hal ini layaknya membangun sebuah rumah tinggal. Seharusnya bangun dulu rumahnya, baru beli peralatannya.
"Kalau kamu nggak ada duit, lu beli isi (perabotan) apa rumah dulu? Kalau anggota DPRD beli TV dulu, atap rusak nggak apa-apa, itu yang terjadi di Jakarta. Ini sebenarnya ada apa. Ini gila-gilaan," kata Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu bahkan menuding anggaran siluman itu tak hanya terjadi di pagu anggaran Dinas Pendidikan DKI tetapi juga dinas lainnya. Seperti Dinas Kesehatan maupun Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana. Ataupun Dinas Pariwisata. Hal itu lah yang menjadi alasannya ngotot menggunakan sistem e-Budgeting yang bisa mengunci anggaran, sehingga tak ada lagi anggaran siluman.
"Jadi DPRD ini DPRD apaan? Yang tidak beretika Ahok, yang nyolong gini beretika. Coba aja tanya bahasa Indonesia yang baik benar gimana? Ini fakta kok. Ini baru Dinas Pendidikan loh. Belum lagi dinas yang lain. Pokoknya semua total Rp 12,1 triliun rupiah. Ini sudah maling menurut saya. Malingnya sudah keterlaluan," tandas Ahok. (Riz)
Ahok Tunjukkan Bukti Anggaran 'Siluman' dari DPRD DKI 
© Total 'anggaran siluman' yang dituding Ahok telah disusupkan DPRD DKI mencapai Rp 105,876 miliar. Ahok Tunjukkan Bukti Anggaran 'Siluman' dari DPRD DKI


Read More »
07.36 | 0 komentar

Jakarta di kepung Banjir, PropinsiI Banten tangerang TENGGELAM 3 meter

Banjir di Perumahan Total Persada Tangerang Capai 3 Meter

Tangerang - Hujan yang tak kunjung berhenti sejak 3 hari lalu, membuatbanjir di perumahan Total Persada Kelurahan Gembor, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang semakin meninggi. Tak tanggung, hingga kini ketinggian air sudah mencapai 3 meter atau setinggi atap rumah warga.

Air terus meninggi sejak Selasa (10/2/2015) dini hari, mencapai pada ketinggian 3 meter pada saat ini. Sehingga yang semula hanya 400 kepala keluarga yang menjadi korban, kini sebanyak 900 kepala keluarga dari di RW 7 dan RW 8 turut menjadi korban.

Akibatnya ratusan rumah warga yang dekat dengan tanggul Kali Sabi terendam hingga atap. "Hujannya nggak berhenti, jadi luapan air bertambah sekitar pukul 02.00 pagi. Untungnya warga sudah mengungsi sejak kemarin siang," ujar salah seorang warga, Rismawan.

Menurut dia, walaupun ketinggian air mencapai 3 meter, ada juga warga yang memilih bertahan di rumah dibandingkan mengungsi. Mereka umumnya tinggal di lantai 2.
"Ada juga yang di rumah, karena khawatir barang berharganya dicuri," kata Rismawan.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, bersama petugas gabungan dari Damkar, TNI/Polri berkeliling menggunakan perahu karet untuk mengevakuasi warga. Sebab, dikhawatirkan banjir akan terus meninggi.
Hingga kini cuacana di Kota Tangerang dan sekitarnya masih mendung yang disertai hujan berkapasitas rendah.

Ini Prediksi BPBD DKI Soal Daerah yang Akan Mengalami Banjir Januari 2015


Jakarta~ Musim hujan memang belum datang, namun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mulai melakuka berbagai persiapan untuk ‘menjemput’ musibah rutin di ibu kota Republik Indonesia. Musibah yang dimaksud bisa ditebak, yakni banjir yang berdasarkan pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta akan menyerang 125 kelurahan dan 615 RW.

“Kami memperkirakan ada 125 kelurahan terkena banjir. Paling banyak di Jakarta Barat dan Utara. Kemudian Jakarta Timur dan Selatan jumlahnya seimbang,” ungkap Bambang Surya Putra yang menjabat sebagai Kepala Seksi Informasi BPBD DKI Jakarta.
 
Lebih rinci, Bambang Musyawardana yang menjabat sebagai Kepala BPBD DKI Jakarta menyatakan jika kawasan Jakarta Utara dan Jakarta Barat menjadi tempat paling rawan digenangi banjir.

“Paling banyak di wilayah Barat dan Utara. Kemudian Selatan dan Timur. Selatan dan Timur seimbang,” ucap Bambang Musyawardana.

Berdasarkan penuturan petugas BPBD DKI Jakarta, puncak musim penghujan diperkirakan akan terjadi pada bulan Januari 2015. Selain 125 kelurahan, daerah yang dilalui Kali Ciliwung, Kali Angke, Kali Krukut dan Kali Sunter juga diprediksi akan terendam banjir. Namun, hal itu masih perkiraan dari BPBD DKI Jakarta. Pasalnya, hingga saat ini BPBD DKI Jakarta belum mendapat informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait curah hujan.

Apabila curah hujan lebih besar dari tahun- tahun sebelumnya, pihak BMKG akan melaksanakan TMC (teknologi modifikasi cuaca).

“Kalau curah hujan lebih besar, kami akan melaksanakan TMC (teknologi modifikasi cuaca) untuk mengurangi curah hujan,” lanjut Bambang Musyawardana.

Sebagai informasi, BPBD DKI telah menganggarkan dana sebesar 20 miliar rupiah untuk melaksanakan TMC jika memang dibutuhkan.

Read More »
21.28 | 0 komentar

Saat Tewas Kecelakaan, Putri Diana Tengah Hamil Anak Dodi Al Fayed?

Sebuah pertunjukan teater kembali mengungkap dugaan miring mengenai keluarga kerajaan Inggris. Setelah menyebut Harry bukan anak kandung Pangeran Charles, kini Putri Diana diklaim tengah mengandung ketika tewas kecelakaan.

Teori kontroversial mengenai kehidupan sang mendiang putri diangkat dalam sebuah produksi teater bertajuk 'Truth, Lies, Diana'. Pertunjukan dibuka sejak Jumat (9/1) lalu di London.

Jon Conway, sang sutradara yang sekaligus ikut bermain dalam teater mengklaim menulis berdasarkan transkrip pemeriksaan resmi kematian sang putri. Begitu juga dengan bocoran dokumen resmi dan wawancara dengan mantan kekasih Diana, James Hewitt dan seorang pelayan, Paul Burrell.

"Yasser bilang padanya dengan bahasa Arab, 'Aku tak percaya dengan berita yang ada. Apa kau sedang bertugas?' Lalu ia bilang, 'Ya, ya. Apa? Dia sedang hamil?'" ujar karakter Rose, seorang petugas forensik yang mengaku bertemu dengan dokter yang mengurus Diana.

"Dokter lain bilang pada Yasser ia melihat janinnya dan diminta untuk merahasiakannya. Yasser bilang, 'Ya, bayangkan seorang ibu masyarakat Inggris hamil 'bayi Muslim''," lanjutnya.

Ditulis dalam situs resmi Conway, menurutnya publik pantas mengetahui kenyataan pahit tersebut. "Aku menyebutnya kata-D, karena tak ada satu pun yang ingin bicara mengenai hal itu," ungkapnya.

Margaret Holder, seorang penulis kerajaan, menyebut drama yang ditulis Conway adalah sebuah omong kosong. Ia menilai sang sutradara hanya ingin mengangkat namanya melalui kisah kontroversial tersebut.

"Kupikir ini semua akan menempatkannya kembali menjadi sorotan. Ia seperti bilang pada produser program reality show di TV, 'Halo, aku di sini.' Semua ini hanya omong kosong, hanya permaian," tuturnya, dikutip dari Daily Mail, Rabu (14/1/2015). sumber detik


Lady Diana Disebut Tewas dalam Kondisi Hamil

Jakarta - Banyak kontroversi menyebutkan penyebab meninggalnya Lady Diana pada 31 Agustus 1997. Salah satunya, Diana sedang mengandung anak dari Dodi Al Fayed ketika ia meninggal. Putri Diana tewas karena kecelakaan mobil yang terjadi di jalan terowong Pont de l'Alma, Paris. Ketika kecelakaan terjadi, Diana sedang bersama Dodi Al-Fayed. 

Seperti diketahui umum, kebersamaan Diana dengan pria keturunan Arab tersebut yang jadi teman hidup Diana, paska bercerai dengan Pangeran Charles, merupakan penyebab kecelakaan yang merenggut wanita cantik tersebut. Kini, fakta baru muncul ketika West End memutar teater yang bercerita mengenai kontroversi kehidupan dan kematian Diana. 

Dalam malam pembukaan pemutaran teater yang berlangsung Rabu, 7 Januari 2015, 'faksi' Truth, Lies, Diana (Kebenaran, Kebohongan, Diana), seperti dilansir Dailymail pada Minggu 11 Januari 2015, merilis di antara tuduhan yang ditayangkan pada teater tersebut. Teater ini berpusat pada seorang penulis drama fiksi yang menyelidiki kematian Diana. Penyelidikan tersebut kemudian menemukan bahwa Diana sedang hamil bayi dari Dodi Al Fayed ketika ia meninggal.

Jon Conway, sebagai sutradara hadir dalam acara tersebut. Ia menyebutkan bahwa menulis cerita berdasarkan transkrip kematian sang putri, bocoran dokumen resmi dan wawancara dengan mantan kekasihnya James Hewitt dan Butler Paul Burrell.

Walaupun klaim mengenai kehamilan Diana tidak dibenarkan oleh pemeriksaan resmi, Jon Coway memberikan bukti testimoni dari mantan pacar seorang dokter di rumah sakit Pitié-Salpetriere—tempat Diana meninggal. Testimoni tersebut mengatakan bahwa mantan pacar dari dokter tersebut, benar memberi dokumen bocoran mengenai otopsi meninggalnya Diana. (Baca: Pernikahan Kate Middleton Diperkirakan Kalahkan Lady Diana)

Dalam drama tersebut diperlihatkan 'Rose', seorang perwira forensik Inggris, yang mengklaim bahwa dokter Yasser—dokter yang memeriksa Diana saat itu memanggil dokter lain. Dokter lain yang dipanggil oleh dokter Yasser mengatakan, bahwa Diana sedang hamil bayi muslim, tetapi ia tidak mau dokter Yasser mengatakan kepada orang lain. “Ya, bayangkan bahwa, The king of england's mother, hamil bayi Muslim," kata dokter tersebut dalam teater. (Foto : Para Selebriti Ini Memerankan Tokoh Penting)

Ketika ditanyai mengapa Rose dan Yasser memilih untuk diam pada saat kematian Diana, jawabannya adalah untuk melindungi karir mereka pada saat itu. Walaupun begitu, mereka mengatakan, "sekarang adalah waktunya untuk kebenaran."

Selain kehamilan Diana, drama tersebut menceritakan bahwa Hewitt mengklaim Diana menemukan Pangeran Charles berselingkuh dengan Camila Parker Bowles beberapa hari sebelum pernikahan mereka, dan ia ingin membatalkan pernikahannya. sumber tempo

Read More »
18.55 | 0 komentar