Welcome to www.kaosbordirlogo.blogspot.com .

Berkendara Hemat

TEKNOLOGI ramah lingkungan dan efisien bahan bakar (BBM) tengah digaungkan oleh industri otomotif. Tingkat konsumsi BBM kini merupakan salah satu senjata pemasaran oleh berbagai pabrikan mobil secara global, termasuk di Indonesia. Namun seberapa banyak mobil menenggak BBM juga tergantung cara mengemudi orang di belakang setir.
Selain dari cara mengemudi, usaha penghematan BBM juga dapat dilakukan dengan memperhatikan penggunaan fitur-fitur kendaraan yang berpengaruh terhadapnya. Karena itulah, menurut Chief Manager Indonesia Product Division Daihatsu Motor Company (DMC) Shingo Kubo, terdapat beberapa tehnik dan 'siasat' yang bisa dilakukan agar kendaraan semakin irit.
Hal pertama yang mesti diperhatikan ialah saat menginjak gas pertama kali. Bisa dibilang, ini menjadi salah satu faktor paling penting.
"Cara kita menginjak gas di awal harus diperhatikan. Dari penelitian internal kami, tahap ini berkontribusi paling banyak terhadap total BBM yang dikonsumsi mobil, 38 persen," paparnya dalam acara Astra Daihatsu Ayla Eco Driving Challenge.
Kubo menjelaskan, tehnik menekan pedal gas yang paling efisien adalah perlahan dan halus. Jangan langsung menginjaknya terlalu dalam. "Usahakan mencapai kecepatan 20 km/jam dalam kurun waktu lima detik. Injak gas secara perlahan adalah dasar dari cara mengemudi secara ekonomis," tukasnya.
Kecepatan super pelan pun tidak mutlak berpengaruh terhadap efisiensi BBM. Yang penting, pesan Kubo, adalah konsistensi kecepatan itu sendiri.
Tehnik lainnya adalah meminimalisir jumlah putaran kemudi untuk mengurangi daya yang diperlukan oleh ban dan kendaraan untuk melaju. Semakin besar daya yang diperlukan, semakin banyak pula mobil memerlukan aliran BBM yang baru untuk modal energinya.
"Selain itu, pindahkanlah gigi lebih awal," sambungnya.
Dalam bahan presentasi yang dibawakan Kubo, perpindahan gigi transmisi paling ekonomis terjadi saat pengemudi telah beralih ke percepatan paling tinggi (top gear) saat kecepatan mencapai angka 45-50 km/jam.
Tehnik lain yang perlu diketahui, lanjut Kubo, adalah melepaskan pedal gas lepas lebih awal dan memanfaatkan engine brake untuk pengereman. Semakin sering kita menginjak pedal rem, semakin merosot pula efisiensi yang didapat.
Kendati demikian, ia menyadari bahwa semua tehnik mengemudi ini akan cukup sukar dilakukan dalam kondisi lalu lintas tertentu, seperti saat banyak kendaraan yang melintas dengan kecepatan tinggi di sekelilingnya.
"Harus diingat bahwa tehnik ini dilakukan dengan terlebih dahulu memperhatikan kondisi lalu lintas. Keselamatan bagaimanapun tetap yang utama." tegasnya.
Suhu Pendingin Udara
Terdapat pula beberapa faktor efisiensi berkaitan dengan kondisi kendaraan. Mengatur suhu pendingin udara (AC) di dalam kabin dapat menjadi trik. Demikian pula dengan membuat AC semakin bertiup kencang.
"Semakin dingin temperatur dan semakin kencang AC, semakin besar pula usaha yang diperlukan mobil untuk mendinginkan. Demikian pula untuk penggunaan BBM-nya."
Efisiensi juga bergantung pada tekanan angin dalam ban. Tekanan angin di dalam ban haruslah cukup. "Saat area ban di tanah menurun maka konsumsi BBM menjadi naik," ucap Kubo yang memegang rekor mengemudi Astra Daihatsu Ayla transmisi manual secara ekonomis dengan rekor 27,9 km per liter.
Seluruh tehnik berkendara dan tips mengenai AC tersebut ia akui dapat menghemat BBM hingga 15 persen.

Faktor lain yang memiliki dampak terhadap tingkat efisiensi BBM namun agak sulit disiasati, menurut Kubo ialah beban pengemudi dan penumpang di dalam kendaraan serta hambatan angin yang dihadapi saat itu. (IS/OL-07)

Related Post:

Share this article now on :