Jakarta - Hari Tata Ruang Nasional yang dilaksanakan sejak 2008, diperingati setiap tanggal 8 November bersamaan dengan Perayaan World Town Planning Day. Salah satu rangkaian kegiatan peringatan tahun ini Kementerian PU menggelar Sayembara Gagasan Perencanaan dan Perancangan Kota: Green Metropolis Jakarta 2050, mengingat beragamnya fungsi Jakarta sebagai ibukota negara.
Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian PU Basuki Hadimuljono mengatakan green metropolis sebagai sebuah visi dan gagasan yang kini mengglobal sangat layak untuk dipertimbangkan bagi pengembangan Jakarta ke depan.
“Kawasan metropolitan yang ramah lingkungan tidak sekadar menghijaukan kota, tetapi lebih dari itu, memiliki visi yang luas dan komprehensif untuk menyelesaikan berbagai permasalahan sekaligus antisipasi bagi permasalahan perkotaan di 2050,” ujar Basuki.
Sayembara Green Metropolis juga sebagai langkah awal meninjau Perpres Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur) dengan sudut pandang ekonomi perkotaan.
Setelah melalui beberapa tahap penjurian, dari 87 peserta pada tahap awal telah terpilih 5 paparan karya terbaik yang dianggap memenuhi tema dan memiliki inovasi dalam perencanaan kawasan yakni:
Rulyan Ali Parinduri dengan tema “Resilient Jabodetabekpunjur”
Resilient (bertahan dan berjaya) dipilih sebagai visi untuk membangkitkan kesadaran semua pihak tentang pentingnya sustainable development, bukan sekedar sesuatu yang bersifat pelengkap, melainkan sebagai arah pembangunan yang keharusan.
Akbar Setiawan dkk dengan tema “Menuju Jakarta Padu 2050: Konsep Planaria Solusi Green Metropolis”
Konsep itu beranggapan Jakarta harus diintegrasikan dalam sistem hulu-hilir Jabodetabekpunjur dan perlunya aspek tata kelola untuk mewujudkan green metropolis.
Andre Kidarsa, Ir A Ramadhan dkk, dengan tema “Kampung Metropolis: Colourful Vibrant Sustainable Jakarta”
Penanganan urbanisasi di Jakarta harus dilakukan secara bersinergi dengan penguatan kota-kota besar untuk menjadi sentra pertumbuhan urban baru.
Sugeng Triyadi, Andi Harapan, dan Yuda G, dengan tema “ (R)Evolutionary Land Structure: Green Network Activity”
Reformasi pembangunan dan tata guna lahan, konservasi air dan area hijau sebagai green belt, dan perencana sistem transportasi dan infrastruktur berkelanjutan.
Jan Sopaheluwakan, Eddi Santosa,Iwan Prijanto, Suharyanto, dengan tema “Jakarta 2050 Yang Adaptif: Kompetitif, Beradab, dan Berketahanan”
Dibangun dengan mengetengahkan respons strategis atas pengelolaan aset yang dimiliki dalam perspektif baru dengan pendekatan kewilayahan yang menyublim tingkat pelayanan dan intensitas pengetahuan yang terlibat.