Welcome to www.kaosbordirlogo.blogspot.com .

Tokoh Banten Bingung dengan Gelar Ratu Atut

Mantan hakim agung Benyamin Mangkudilaga bingung dengan gelar “ratu” dan “tubagus” yang digunakan dua bersaudara, Atut Chosiyah dan Chaeri Wardana. Menurut dia, gelar itu hanya bisa didapat melalui hubungan darah dengan keluarga Kesultanan Banten. 

"Kalau tidak ada keturunan langsung ningrat tidak akan punya gelar itu," kata Benyamin ketika dihubungi Tempo pada Selasa, 22 Oktober 2013. Oleh sebab itu, mantan hakim agung asal Banten itu pun bertanya-tanya. "Dapatnya dari siapa dan kapan?"

Menurut dia, Chasan Sochib yang merupakan ayah Ratu Atut dan Tubagus Chaeri bukanlah keturunan bangsawan Banten. Dia hanya pernah bekerja dengan mantan Kepala Dinas Kesehatan Rangkasbitung yang bernama Tubagus Ajidarmo. "Sekarang namanya diabadikan sebagai nama rumah sakit di Rangkasbitung," kata Benyamin.

Benyamin juga masih bersepupu dengan salah satu besan Chasan Sochib. Pada saat itu, jelas-jelas Chasan bukanlah keturunan ningrat Banten. Jadi, menurut Benyamin, gelar bangsawan yang melekat di nama Atut dan Wawan itu patut dipertanyakan.????

 Misteri Gelar Ratu Atut Terpecahkan

Misteri gelar "Ratu" yang melekat pada nama Gubernur Banten Atut Chosiyah Chasan diungkap Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Fransiscus Welirang. Ratu pada Atut bukan gelar kebangsawanan seperti halnya gelar Gusti Kanjeng Ratu Hemas, permaisuri Keraton Yogyakarta (baca pula: Tokoh Banten Bingung dengan Gelar Ratu Atut, Asal-usul Gelar Ratu dan Tubagus), danMiing Bagito: Gelar Ratu/Tubagus tak Penting).
Franky, begitu pengusaha terigu itu biasa disapa, ingat betul gelar ratu diberikan oleh Yayasan Kartini di Hotel Hilton Jakarta, sekarang Hotel The Sultan, pada 21 April 1998. "Gelar itu diberikan sebelum ribut-ribut reformasi 1998," katanya kepada Tempo, Senin, 21 Oktober 2013.

Menurut Franky, gelar itu disematkan karena Atut dinilai aktif dalam isu-isu gender dan mengangkat harkat perempuan. "Sebagai aktivis," katanya. Ia memastikan gelar itu bukan diperoleh Atut dengan cara membeli atau menyuap. "Ada penilaian." Kegiatan penganugerahan ratu digelar atas dukungan dan sokongan perusahaan Franky. "Kami sebagai partisipan."

Selebriti lain yang mendapat gelar sama adalah Krisdayanti, diva pop Indonesia. Namun gelar Ratu Krisdayanti, menurut Franky, sudah dicabut. "Alasannya apa, saya tidak tahu," katanya.

Karena bukan nama, Atut tidak mencantumkan gelarnya pada kartu identitas atau dokumen resmi. Salah satunya pada paspor. Nama Gubernur Atut hanya Atut Chosiyah Chasan. Sementara Tubagus Wardana hanya Chaeri Wardana Chasan. Nama Chasan diambil dari nama ayahnya, Chasan Sochib. Atut dan Chaeri adalah anak Chasan dari pernikahan dengan istri pertama.

Chaeri alias Wawan ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi awal Oktober lalu karena diduga menyuap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar untuk mengamankan pemilihan Bupati Lebak, Banten, yang disokongnya.

KPK sedang menelisik pertemuan Akil, Atut, dan Wawan yang diduga mengatur putusan pemilihan Bupati Lebak. Wawan, Bendahara Partai Golkar Banten, dan Akil kini menjadi tersangka penyuapan pemilihan itu. Keduanya diterungku di Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi. Gelar “ratu” dan “tubagus” pada nama Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dan adiknya, Tubagus Chaeri Wardana, mulai dipersoalkan. Banyak yang menuduh gelar itu palsu. Dengan kata lain, gelar diperoleh belakangan, bukan turunan.

Apa sebenarnya arti “ratu” dan “tubagus”?
Gelar ini menandakan asal-usul lapisan sosial masyarakat Banten pada zaman dahulu. Tubagus berasal dari “ratu bagus”. Lama-lama sebutannya menjadi “tubagus”. Tubagus adalah gelar bagi laki-laki. Adapun perempuan bergelar “ratu”.

Menurut riwayat, kedua gelar itu mulai digunakan sejak zaman Sultan Banten II, Maulana Yusuf. Mereka yang bergelar “ratu” dan “tubagus” dianggap memiliki hubungan darah dengan Kesultanan Banten.

Dengan begitu, untuk menguji seseorang itu “tubagus” atau “ratu” asli, minta saja orang tersebut menunjukkan silsilahnya. Bila gelarnya bukan palsu, silsilahnya akan menyambung sampai ke Sultan Banten. TEMPO.COJakarta

Related Post:

Share this article now on :