Welcome to www.kaosbordirlogo.blogspot.com .

Bika Ambon, produk Indonesia paling mahal di Belanda


Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggandeng Kedutaan Besar Indonesia di Belanda membuka pasar untuk produk Indonesia di negara itu. Ternyata, produk yang paling laris adalah konsumsi rumah tangga buatan usaha kecil dan menengah.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengaku kaget karena produk UMKM yang ternyata banyak dicari di pasaran Belanda. Dia menilai ini kesempatan bagi UMKM untuk membidik pasar ekspor.

"Jadi ya yang laku malah produk-produk (konsumsi rumah tangga) saja buatan UMKM, salah satu yang sudah ngetop adalah santan instan, bumbu rendang, bika ambon," ungkap Bayu di kantornya, Selasa (11/12).

Dari data Kemendag, bika ambon menjadi produk paling mahal di pasaran Belanda. Kue khas Medan itu rata-rata dihargai 8,50 Euro per 600 gram. Disusul kue bolu kukus seharga 5,25 Euro per kemasan 400 gram.

Selain itu, produk olahan tanaman obat menjadi salah satu barang yang juga dibanderol mahal oleh masyarakat Negeri Kincir Angin ini. Temulawak Jeruk dibanderol 2,45 Euro untuk kemasan 250 gram. Sementara temulawak biasa 100 gram dijual 1,50 Euro di toko obat Kota Den Haag. Minyak kemiri juga cukup mahal, mencapai 1,95 Euro per 50 mililiter.

Selain membidik restoran yang menjual olahan kuliner Indonesia, Kemendag menjalin kerja sama dengan toko-toko obat tradisional atau ritel impor yang menyediakan produk Tanah Air di kota besar seperti Amsterdam, Den Haag, hingga Leiden.

Namun, produk Indonesia yang masuk ke pasaran Belanda masih banyak yang memakai label perusahaan Eropa. Bayu tidak khawatir karena itu langkah yang strategis bagi UKM. Dia berharap barang-barang khas Indonesia bisa populer dulu di Belanda.

"Jadi kalau ada UKM yang masih pakai nama perusahaan lain untuk memasarkan produknya di Eropa tidak masalah. Barangkali memang langkah realistiknya begitu. Merek tidak terlalu penting. Yang penting orang Eropa tahu itu sate, nasi goreng, rendang adalah produk Indonesia," paparnya.
Reporter : Ardyan Mohamad [noe]

Related Post:

Share this article now on :